Sabtu, 21 Januari 2012

Sosok Seorang "DIA"

Sosok Seorang “Dia”...

Ketika semua berawal dari sebuah perkenalan yang sederhana.. Dia hadir disaat aku merasa sendiri. Disaat aku berfikir sudah tak ada yang pantas tuk mendekati ku. Tapi kehadiran Dia sungguh berbeda. Membuka mata dan hati terutama pikiranku. Yaaa,, Dia adalah Wahyu Budi Pratomo. Sosok yang aku kagumi karna sikap dan sifat Dia yang bisa mengerti akan mau ku. Hingga akhirnya merasa nyaman saat mendengar nasihatnya, mendengar ceritanya, mendengar tawanya, bahkan tak ku pungkiri bahwa hati aku sudah luluh padanya. Mempunyai suatu hubungan yang mengasyikan, yah bisa dibilang menyenangkan. Tak ada niat untuk memiliki hubungan khusus lebih dari teman. Tapi seiring berjalannya waktu,Dia lah orang yang selalu hadir penuhi hari-hariku.

Hingga akhirnya aku semakin berfikir Dialah sosok yang benar-benar aku cari. Yang bisa mengerti aku, memanjakan aku, sampai menjadi sosok idamanku. Dalam hati semakin berniat untuk menjadikan Dia sosok satu-satunya lelaki  yang menjaga ku sampai nanti menggantikan posisi papah. Aku berikan Dia Kebebasan dan Kepercayaan . Tapi nyatanya aku salah, kepercayaan yang aku berikan, Dia salahgunakan. Mulai dari situ rasa kepercayaan ini pun hilang untuknya. Dia yang selalu aku puja dan aku banggakan, saat itu pun semua sirna.

Hari ke hari setelah kejadian itu, Dia terus meyakinkan aku dengan usaha-usahanya yang akhirnya pun kembali meluluhkan hatiku. Memulai dengan memaafkan semua kesalahan Dia dan memulai berkomitmen yang disepakati kita berdua. Semua mulai kembali dari nol. Jujur dari hati sebenarnya memaafkan adalah hal yang paling sulit. Karena kesalahan Dia yang belum tentu ada wanita bisa menerimanya. Tapi aku yakin Dia tak akan  mengulangi hal yang sama, aku yakin Dia akan berubah. Karna Dialah yang mengajariku akan artinya CINTA. Dia yang bisa membuatku benar-benar merasakan perjuangan berat untuk mempertahankan cinta. Mempertaruhkan perasaan yang begitu dalam. Tak memperdulikan gunjingan orang terhadap dirinya. Tak memperdulikan jarak yang membuatku jauh darinya. Dan menyelipkan namanya disetiap doa-doa yang aku panjatkan.

Diseling waktu memang banyak cinta yang datang menghampiriku. Tapi karena keyakinan ku hanya pada Dia, tak pernah ku sambut cinta-cinta itu. Entah apa yang bisa membuatku jatuh dan mencinta pada sosok Dia. Banyak kenangan Indah bersamanya. Banyak pelajaran dari setiap pengalaman yang kami lewati. Aku tak tau sampai kapan  perasaan ini akan berubah. Mungkin disaat saraf otakku sudah tak berfungsi, atau disaat nafas ini tak lagi berhembus. Apa ini yang orang-orang bilang “Cinta yang Sebenarnya”? aku juga tak tau, tapi itulah yang kurasakan saat ini padanya.

Tuhan, bila Kau ijinkan ku tuk terus memiliki Dia, tolong selalu jaga perasaan ini Tuhan. Jangan pernah rubah perasaan yang kami miliki saat ini sampai kapan pun. Begitu besar harapanku pada Dia. Ku ingin Dia menjadi imamku kelak nanti. Tuhan, bila aku boleh meminta, jadikan Dia yang terbaik dalam hidupku. Bisikan hatinya, bahwa disini ada wanita yang selalu menanti, menemani, dan menyayanginya...
                                                                 
             #Irma Mae Ganesha (14 januari 1993)