Rabu, 31 Oktober 2012

KELUARGA dan PACAR, SUMBER KEKUATANKU


Keluarga dan Pacar, Sumber Kekuatanku


Ini aku
Hai, namaku Irma Ganesha. Biasa dipanggil Irma atau May. Dari dulu aku bercita-cita menjadi pramugari. Entah kenapa setiap kali mengantarkan kakakku ke bandara dan melihat para pramugari itu, rasanya aku ingin menjadi seperti mereka.
Pramugari-pramugari cantik itu dengan anggunnya menderek koper mereka. Langkahnya seperti model yang sedang berjalan di atas catwalk. Pertama kali mencoba untuk menjadi pramugari terjadi di bulan September 2011. Nggak tanggung-tanggung, temanku memberitahuku untuk mencoba rekrutmen pramugari Garuda Indonesia.
Aku masih sangat awam waktu itu, maklumlah baru lulus SMA. Dengan pedenya, aku diantar oleh mama dan papa. Aku pun nggak lupa pamitan sama pacar yang selalu mendukung. Bermodal kemeja lengan pendek, rok hitam selutut, dan make up apa adanya, aku memberanikan diri ke tempat pendaftaran yang berlokasi di Garuda Indonesia Training Center (GITC).
Begitu turun dari mobil, aku melihat banyak sekali cewek cantik berkulit putih dan mulus serta berpenampilan wah. Ada sekitar 500 orang pelamar yang aku lihat sesampainya di sana. Mungkin Mama melihatku sedikit minder. Katanya, “Udah, nggak apa-apa, dek. Cantik-cantik belum tentu lucky (beruntung).”
Mendengar kata-kata Mama, aku pun semangat. Nomor urut yang kuambil nomor 600 sekian. Wah, jangan ditanya gimana rasanya. Capek itu udah pasti. Datang pagi-pagi dengan dandanan oke, akhirnya jelang interview harus touch up lagi karena mulai luntur, hehehehe..
Aku memasuki ruangan seleksi setelah jam makan siang berakhir. Deg-degannya lebih dahsyat dibandingkan waktu ketemu sama pacar. Di tahap pertama ini, tinggi dan berat badanku diukur. Setelah itu, bersama dengan kandidat yang lain aku diminta memasuki sebuah ruangan kecil (bentuknya seperti sebuah boks). Di dalam, satu per satu kami semua diminta untuk self-introduction (memperkenalkan diri). Setelah masing-masing selesai mengenalkan diri, kami diberikan kartu oleh tim rekrutmen. Ada yang mendapat kartu merah (gagal), ada yang kartu hijau (lolos). Wow, aku benar-benar nggak percaya bisa dapat kartu hijau, yang artinya aku lolos ke tahap selanjutnya!
“Ternyata yang cantik belum tentu dapat kartu hijau ini lho,” begitu pikirku.
Aku keluar menemui mama dan papa untuk memberitahukan mereka bahwa aku lolos ke tahap selanjutnya, yaitu psikotes. Pukul 14.00 WIB, semua peserta yang lolos di tahap sebelumnya memasuki ruangan untuk psikotes. Aku dapat buku besar, seperti buku gambar ukuran A4 yang berisi banyak angka. Huff, udah pusing duluan nih! Selain angka, aku juga harus mencari gambar-gambar potongan, menggambar orang dan pohon, serta tes Bahasa Inggris. Begitu keluar dari ruangan tes, rasanya aku mual melihat angka dan huruf, hehehehe~
Untuk mengetahui hasilnya, aku diminta untuk menunggu hingga tengah malam. Pemberitahuannya lewat sms oleh Bapak Giring. Benar-benar kecewa rasanya waktu tahu aku nggak lolos psikotes.
Besok paginya aku langsung memberitahu mama dan papa tentang kegagalanku itu, Kekecewaan terpancar di raut muka mereka, tapi mereka langsung menutupinya dengan memberiku semangat.
Kata mama, “Nggak apa-apa, dek. Mungkin belum lucky aja. Coba lagi bulan depan, siapa tau rejeki.”



Ini Kakak, Papa, dan Mamaku yang nggak pernah lelah support aku
Aku pun tersenyum kecil. Kayaknya susah ya kalau nyeritain uneg-uneg sama orang tua. Mungkin karena malu rasanya. Aku pun menelepon pacarku untuk membuang kekecewaan ini. Aku cerita semuanya, perasaan dongkol, sedih, kecewa, semua campur aduk jadi satu. Dia mendengarkan dengan baik. Setelah itu, dia mendukung dan menyuruhku untuk coba daftar lagi.
“Udah nggak usah nangis, ntar cantiknya hilang,” katanya menghiburku.
Seminggu setelah itu, aku mencoba untuk mendaftar ke maskapai penerbangan swasta lainnya. Seperti standar rekrutmen pramugari pada umumnya, tinggi dan berat badanku diukur begitu tiba di sana. Setelah itu ada performance test, peserta yang lolos atau nggak lolos langsung diumumkan saat itu juga.
Nama-nama peserta yang nggak lolos sudah disebut, tapi namaku belum. Nggak lama kemudian salah satu dari tim rekrutmen menghampiriku dan berkata, “Irma, penampilan kamu sudah sangat mendukung. Tapi tolong bekas luka di betismu dihilangkan dulu. Setelah itu baru kamu bisa melanjutkan ke tes tahap berikutnya.”
Ahh, mas-mas itu pemberi harapan palsu (PHP). Kukira akan diberi toleransi dulu, ternyata tidak. Pacarku menanyakan hasilnya dan aku cuma bisa bilang, “Gagal maning, yank.” Dia pun heran kenapa aku bisa gagal. Tapi bukan pacarku namanya kalau nggak bisa ngebalikin mood aku jadi ceria lagi.
“Yaelah, nggak apa-apa, yank. Coba lagi yah.. Masa di GA bisa lolos sampai psikotes tapi di situ nggak. Mungkin karena rok seragamnya itu yang wow belahannya jadi luka kamu harus dihilangkan dulu,” kata dia dengan logat Papuanya. Hahahaha..
Bulan berikutnya, aku coba mendaftar rekrutmen Garuda Indonesia lagi. Kali ini ada sedikit kemajuan. Aku LOLOS psikotes! Rasanya pengen jungkir balik waktu terima sms dari Bapak Giring yang memintaku untuk datang buat interview besoknya.
Setelah selesai interview, aku pun pulang. Pengumumannya di malam hari, seperti biasanya. Betapa kecewanya aku waktu tahu kalau aku gagal di tahap ini. Salah satu temanku ada yang berhasil lolos dan melanjutkan pendidikan pramugari di Garuda Indonesia.
Saat itu aku benar-benar ngerasa down. Nangis, marah, kecewa, dongkol, aahhhh semuanya campur aduk!!
Dalam benakku, “Kenapa dia bisa??? Kenapa aku nggak??? Kenapa hah??!!”
Mama yang memperhatikan perubahan sikapku menjadi pendiam pun datang untuk menasehati.
“Sabar dek, mungkin belum rejekinya. Siapa tahu Tuhan punya rencana yang lebih indah dari itu. Rejeki semua sudah diatur. Kita semua sudah berusaha dan berdoa, hanya saja masih tertunda,” kata mama perlahan.
Omongan mama itu membuatku menangis terisak. Aku pun masuk ke kamar dan menelepon pacarku untuk bercerita. Nasib pacaran long distance begini deh, setiap mau cerita harus lewat telepon. Huff, sedihnya…


Ini aku dan pacarku. Wahyu namanya, si Paceku asli Papua.
Mendengarku nangis terisak, dia dengan sabar mendengarkanku dan memberi semangat.
“Ayo, sayang. Semangat dong! Mungkin memang belum rejekinya kamu, tapi aku yakin kamu bisa dan semua itu indah pada waktunya. Siapa tahu nanti kamu ketemu Obama, Presiden Amerika, terus kamu langsung dipanggil jadi cabin crew pribadinya, hehehe,” kata pacarku sambil bercanda.
“Mana ada presiden butuh cabin crew pribadi, edan ih, kamu aneh-aneh aja,” aku tertawa.
“Nah, gitu dong ketawa. Aku tuh punya pacar yang kuat, nggak lemah dan nggak kenal putus asa. Besok-besok dicoba lagi ya… daftar lagi, daftar lagi, daftar lagi sampai berhasil. Karena orang-orang yang kamu sayang selalu dukung kamu,” katanya dari seberang sana.
Dan perlu kalian tahu, karena saking kerasnya keinginanku menjadi pramugari, sampai saat ini aku sudah mencoba mendaftar 10 kali di maskapai yang berbeda-beda. Hingga rasanya gagal pun sudah biasa bagiku. Ibaratnya, kalau dipukul pun sudah kebal dan nggak merasa sakit lagi.
Aku sempat berpikir, mungkin bukan rejekiku bekerja di kabin pesawat. Sebab, dari sekian banyak usahaku yang terus mendaftar dan mencoba, nggak ada yang berhasil. Usahaku yang paling jauh di 2 airlines hanya sampai tahap interview saja. Entahlah, bagaimana jadinya usahaku yang ke-11 nanti. Aku nggak tahu akan bagaimana, tapi aku akan terus mencoba selama orang-orang di sekitarku terus mendukungku.
Terima kasih atas dukungan kalian yang tanpa henti. Terima kasih banyak buat Mama, Papa, Kakak, dan pacarku, Wahyu.
Kalian yang membuatku kuat dan bertahan hingga aku tak pernah merasa putus asa. Dan terima kasih Tuhan, Kau telah memberikan kekuatan padaku melalui kehadiran mereka. Aku yakin Kau merencanakan keindahan pada setiap umat-Mu. Amin.

*) “Keluarga dan Pacar, Sumber Kekuatanku” oleh Irma Ganesha
Note: Saat ini Irma sudah diterima di Citilink, bulan depan dia akan mulai mengikuti flight training.  

jakarta, 20-09-2012
IRMAWATI

Senin, 22 Oktober 2012

HATIKU BICARA,,

Kini aku mengerti tentang sikapku padamu yang terkadang sulit untuk bisa kamu terima. Padahal apa yang aku lakukan bukan bermaksud dan tak ada niat buat menyakiti apalagi membuatmu sedih. Hanya saja apa yang aku lakukan tersebut ingin mengetahui seberapa besar cara kamu dalam memahami sikap aku tersebut. Maaf kalo apa yang aku lakukan sudah membuatmu menyalah artikan semuanya.

 

Sempat aku berpikir setelah mengetahui beberapa artikel yang menjadi penuntunku sebagai panduan untuk bisa menjaga hubunganku dengan kamu tentang bagaimana cara aku buat tahu seberapa besar cara kamu dalam menanggapi sebuah masalah. Tapi kenyataannya hal tersebut tidak dapat kamu respon dengan baik, malahan kamu menanggapinya dengan sebelah mata apa maksud aku seperti itu. Tapi sudahlah,, semua karena salah mengartikannya saja.

 

Kini aku tahu apa yang harus aku lakukan, bersikap seperti apa yang kamu lakukan sekarang padaku.. Tapi yang perlu kamu tahu “sampai kapanpun kamu yang aku nomor satukan diantara semua kesibukanku”. Terimakasih...!!!

 

Jatinangor,  13 oktober 2012

"sang pemimpi"

Wahyu Be Pe

Hari BAHAGIANYA...!!


Sepanjang cerita aku dengan dia, mungkin di hari ini hari yang bisa aku rasakan langsung kegembiraan, kebanggaan dan senyuman di dalam hidupnya. Yeaahh cita-cita yang ia nantikan sudah tercapai dengan usaha keras yang dia lakukan. Meskipun aku tidak bisa melihat langsung senyuman dan tangisan kebahagiaan, tapi aku sudah senang kok, artinya apa yang aku motivasikan sudah ada hasilnya.

Sedih kalo mengingat semuanya, karena aku tahu bagaimana perjuangan dia meraih cita-citanya itu. Kegagalan, rasa kecewa, bahkan tangisan pernah ada di hidupnya untuk meraih cita-cita dia. Mengikuti tes dimana-mana pun aku tahu kok, dan cukup aku saja yang menyimpannya bagaimana pahit-manis perjuangannya untuk meraih semuanya.

 Selamat yah sayaaangg, sudah bisa ngebanggakan orang tua sekarang. Itu tujuan tertinggi kamu kan?? Sekarang semua nya sudah ada. Ingat...!!! perjuangan kamu belum cukup sampai disini. Raih cita-cita kamu yang terakhir. Kamu pasti tau kan maksudnya..??

Takut iya...

Cemas juga iya...

Kenapa aku bilang seperti itu??

Mungkin kamu juga sudah tau jawabannya...

Kejadian seperti itu sudah banyak, tapi aku nggak mau kejadian tersebut menimpa hubungan aku dengan dia. Tapi... kalo memang, suatu saat nanti semuanya sudah berubah. Aku mohon jangan lupakan dan hilangkan cerita aku dengan kamu.

Mungkin saat itu aku harus belajar ikhlas dengan semuanya, menerima, dan menyendiri dalam kesendirianku.

Tapi sudahlah, yang penting hari ini dia bahagia, dengan hasil yang diperolehnya. Nggak usah ngomongin hal-hal yang belum tentu akan terjadi. Oh iya... untung yaaa, beberapa hari yang lalu aku sudah sempatin waktu buat main kesana, kan kalo ceritanya kayak gini aku kan nggak tau kapan bisa ketemu lagi.. 

 

Sebelum aku mengakhirinya, aku punya pesan... “jangan pernah merasa puas dengan apa yang kamu dapatkan sekarang, jangan pernah menyombongkannya. Sebab semua itu bisa hilang”.

Satu lagi... “aku nggak mau kamu seperti yang lain” ... {^_^,}

jatiNangor, 20-09-2012

“sang pemimpi”

wahyu Be pe